BANYUWANGI – Adanya desakan mundur terhadap ketua cabang olahraga (cabor) yang gagal mengantarkan atlet berprestasi memang hal yang wajar. Sorotan itu dianggap sebagai salah satu kritik yang membangun.
Sebab, ketua cabor dinilai bertanggung jawab atas serangkaian kegagalan atlet dalam meraih prestasi. Bagi ketua cabor baru, dianggap masih ada toleransi. Lain halnya dengan ketua cabor yang lama. Pucuk pimpinan cabor yang lama dianggap keterlaluan jika serangkaian kegagalan hanya dijadikan bahan koreksi tanpa tindakan jelas.
Tapi, prestasi yang diharapkan tidak terbukti. Meski begitu, sejumlah ketua cabor memberikan pandangan yang berbeda terkait dengan desakan mundur dari jabatan itu. Seperti pernyataan ketua Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Banyuwangi, I Gede Eka Damayasa, kemarin.
Dia mengaku tidak ada masalah jika ada orang lain...